Berbagi Perspektif: Kegagalan

Bila bicara tetang kegagalan maka jawaban yang akan keluar dari setiap individu akan beragam. Kalau nanya ke anak SMA kelas 12 mungkin jawabannya ada gagal masuk PTN favorit, lain lagi dengan mahasiswa bisa jadi jawabannya gagal lulus cumlaude karena skripsi ga di acc sama dosen tersayang, lalu para pegawai yang mungkin jawabannya mengalami kegagalan dalam karir, apa lagi ya? oh iya.... atau bahkan gagal nikah hehe.
Hasil gambar untuk failed
Dari beberapa conth tersebut dapat dilihat bahwa tipe dan tingkat kegagalan dan masalah yang dihadapi setiap individu tentu berbeda. Lalu bagaimana cara menghadapi kegagalan tersebut? Tentu hal tersebut tergantung masing-masing individu. Tak jarang yang gagal menghadapinya dan gagal untuk bangkit dari kegagalan itu.
Semua orang termasuk aku sendiri pernah mengalami kegagalan. Saat lulus dari SMA, aku masuk ke dalam golongan siswa yang gagal masuk PTN impian, , PTN impian saya waktu itu dan telah saya idam-idamkan sejak SD adalah UNPAD. Tidak usah ditanya bagaimana perasaan saya saat itu hehe.... bagi orang yang hanya melihat outputnya terhadap golongan kami ini pasti akan muncul perspektif, "Nih anak pasti jarang belajar", "ini pasti yang kerjaannya cuma main aja sama temen-temen ga peduli masa depan, "sudah pasti dia mah otaknya cetek", atau bahkan menyalahkan impian orang tersebut "makanya mimpi jangan ketinggian". Hufttt.... sedikit kilas balik, aku termasuk siswa yang menerima 3 besar selama 3 tahun di sekolah unggulan, apakah aku termasuk individu beruntung yang dikaruniai otak encer? yang ga usah ngapa-ngapain cukup bernafas udah pasti bisa mengerjakan semua soal, tentu saja bukan... malahan saya sebaliknya, dibanding individu lain saya harus usaha extra karena saya termasuk ke golongan yang lambat  tapi dibalik kekurangan tentu pasti ada kelebihan, saya lambat dalam menerapkan dan memahami rumus-rumus matematika tetapi saya cukup pandai menghafal dan memahami maksud dari suatu peristiwa, oleh karena itu, waktu SMA aku suka banget sama SEJARAH. Kamu juga pasti punya kelebihan.... .
Hasil gambar untuk failed
Gagalnya aku memasuki PTN favoorit dimulai dengan ditolaknya aku di SNMPTN(ga terlalu kecewa karena itu pilihanku) sesuai prinsip anak SMA kls 3 yang membara yahhh 'at least I try'. Lanjuttttt, SBMPTN 2018 yang berujung gagal juga. Setelah denger kabar kegagalan aku di SBMPTN'18 cukup membuat kaget orang-orang terdekat yang tentu tau aku selalu bolak-balik bimbel sampe malem even besoknya mau perpisahan aku tetep nongkrong di tempat les... kalo diinget-inget ngapain ya W sampe selebay itu haha.... untuk saya yang menganut prinsip tidak ada yang 'tidak bisa jika dilakukan dengan sungguh-sungguh' tentunya hal itu termasuk wujud kontribusi nyata(apaan seh)... . Nah, setelah gagal SBMPTN 2018 aku masih positif belum ada air mata karena aku besoknya mau tes STAN, aku bener-bener positif aja karena tahun 2018 itu banyak yang keterima malahan ga ada tes larinya ditambah lagi abang W lagi belajar di STAN untuk jadi mas mas BEA CUKAI. Eittsss, ternyata..... takdir berkata lain, aku ga lulus lagi. Jadi ini kegagalan ku yang ke-3 untuk meraup satu kursi belajar mahasiswa. Tinggal satu kesempatan lagi sebelum tahun ajaran baru dimulai yaitu Ujian Mandiri. Pulang tes STAN w ga langsung belajar untuk USM, nanti dulu dong W depresi dulu sehari(maklum goldar A mudah stress shay) sehari aja please. Oke selesai, akhirnya W mulai belajar lagi, awalnya ga tau si mau belajar USM karena ga ada kenalan kakel yg USM, nah alhamdulillahnya waktu tes STAN aku 1 kloter dan 1 ruangan sama temen SMA aku, jadi sebelum masuk ruangan kami chit chat dulu  di ruang tunggu yang disediakan, terus dia sharing ke aku tentang sistem USM dan soal-soal yang mungkin masuk di USM PTN, bahkan dia nawarin untuk nge- foto copy soal-soal USM tahun sebelumnya dan anterin ke rumah aku(masyaallah tabarakallah), ada aja ya cara Allah.
Waktu belajar untuk USM ini, aku bener-bener ga sekeras waktu untuk SBMPTN ataupun STAN yang sampai buku akuntansi penuh dengan soal-soal dan buku yang tebal-tebalnya beratus-ratus aku lahap. Disini aku berusaha belajar seefektif mungkin dan juga ikhlas. Finally, akhirnya w lulus USM UNSRI S1 Manajemen yg merupakan pilihan pertama, alhamdulillah. Seneng banget waktu itu, padahal sebelumnya aku ga pernah kepikiran untuk kuliah di kampus yg sama dengan kotaku "pokonya harus di Jawa!", bener-bener merasa tinggi banget ya dulu haha.
Dari kegagalan itu aku belajar banyak hal. Awalnya aku selalu memandang negatif terhadap kegagalan aku ini, mulai dari mikir kalau ini terjadi karena karma, atau bahkan mikir karena aku ini stupid. Meskipun begitu aku selalu menyisipkan pikiran-pikiran positif,  "Aku percaya ini memang memusingkan dan memuakkan di awal tapi aku yakin akan bertemu waktu yang tepat dan berkata pada diriku 'oh jadi ini rencana Allah' dan 'oh makanya hal itu terjadi' ". Dari masa-masa suram itu aku banyak bertemu tipe-tipe manusia yang belum pernah aku temui, tidak sedikit juga yang pergi dari hidupku namun banyak juga yang menggantikannya! Bahkan lebih baik dari yang sebelumnya pergi. Allah ga mengambil sedikutpun dari aku, dia malah menambahnya. Ini cuma masalah waktu, selama kamu yakin dan positif terhadap sang illahi tentunya all the things will gone well, even the worse will be the best part. Saat gagal Allah selalu memberikan keajaiban-keajaibannya, pokoknya ada aja jalannya, atau ada aja rezeki yang disisipkan setiap kegagalan itu.  Dari kegagalan itu juga membantuku untuk memahami diri sendiri dan yang paling penting adalah belajar memaafkan diri sendiri!
Hasil gambar untuk laugh
Prinsipku yang percaya bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika dilakukan dengan sungguh-sungguh tidakla salah, namun kadang untuk bertahan di dunia ini kita perlu menertawakan kehidupan sejenak. Dont't take it life too seriously, you will never get out of it alive.

Komentar

Postingan Populer